Lifestyle

Rumus "Cost-Per-Wear": Mengapa Gelang Seharga Rp 1,5 Juta Lebih Murah daripada Gelang Rp 150 Ribu

oleh Praijing Jewelry di atas Dec 08, 2025

The "Cost-Per-Wear" Equation: Why a $100 Bracelet is Cheaper Than a $10 One

Rumus "Cost-Per-Wear": Mengapa Gelang Seharga Rp 1,5 Juta Lebih Murah daripada Gelang Rp 150 Ribu

Kita semua pasti pernah melakukannya.

Anda sedang berdiri di depan kasir, atau sedang scrolling aplikasi belanja online. Anda melihat gelang seharga Rp 150.000 (sekitar $10). Gelangnya berkilau, sedang tren, dan harganya lebih murah daripada sekali makan siang di kafe. Anda berpikir, "Kenapa tidak? Murah banget, kok."

Kemudian, Anda melihat gelang di Praijing yang terbuat dari Perak Sterling asli dan batu alam natural. Harganya jauh lebih tinggi, mungkin sekitar Rp 1,5 juta ($100). Anda ragu. Anda berpikir, "Itu mahal. Apakah saya benar-benar perlu menghabiskan uang sebanyak itu?"

Jawabannya terletak pada konsep matematika sederhana yang disebut Cost-Per-Wear (Biaya Per Pemakaian).

Jika Anda menghitungnya, Anda akan menyadari fakta yang mengejutkan: Gelang "murah" itu sebenarnya adalah barang paling mahal di lemari Anda, sedangkan gelang Praijing yang "mahal" itu hitungannya hampir gratis.

Berikut adalah hitungan matematikanya.

Apa Itu Cost-Per-Wear?

Label harga adalah apa yang Anda bayar sekali di awal. Cost-Per-Wear adalah apa yang Anda bayar setiap kali Anda menggunakannya.

Rumusnya sederhana:

Total Harga ÷ Jumlah Kali Dipakai = Biaya Per Pemakaian

Mari kita bedah dua skenario ini.

Skenario A: Aksesori "Murah Meriah"

Anda membeli gelang trendi yang terbuat dari logam campuran (mystery metal) dan manik-manik plastik seharga Rp 150.000.

  • Minggu 1: Anda memakainya setiap hari. Terlihat bagus.

  • Minggu 2: Tali elastisnya mulai berumbai. Lapisan logamnya mulai terkelupas, memperlihatkan warna tembaga di bawahnya.

  • Minggu 4: Gelang itu meninggalkan bekas noda hijau di pergelangan tangan Anda, atau talinya putus. Anda membuangnya ke tempat sampah.

Anda mungkin hanya memakainya 10 kali.

Rp 150.000 ÷ 10 kali pakai = Rp 15.000 per pemakaian.

Skenario B: Investasi Praijing

Anda membeli gelang Crystalegance buatan tangan yang terbuat dari Perak Sterling 925 dan batu Black Onyx asli seharga Rp 1.500.000.

  • Tahun 1: Anda memakainya ke kantor 3 kali seminggu. Peraknya tidak berkarat (atau mudah dibersihkan kembali). Batunya tidak pudar.

  • Tahun 2: Gelang ini masih menjadi aksesori andalan Anda untuk rapat.

  • Tahun 3: Gelang ini telah menjadi ciri khas gaya (signature piece) Anda.

Katakanlah Anda memakainya hanya 3 kali seminggu selama 3 tahun. Itu berarti sekitar 450 kali pemakaian.

Rp 1.500.000 ÷ 450 kali pakai = Rp 3.300 per pemakaian.

Vonisnya: Gelang "murah" sebenarnya memakan biaya 5x lipat lebih mahal per harinya dibandingkan gelang mewah.

Biaya Tersembunyi dari Barang "Murah"

Di luar matematika, ada "pajak" tersembunyi yang Anda bayar ketika membeli perhiasan berkualitas rendah.

1. Pajak "Beli Lagi"

Ketika gelang murah itu rusak dalam sebulan, Anda harus membeli yang lain. Lalu beli lagi. Selama tiga tahun, Anda mungkin menghabiskan Rp 4,5 juta hanya untuk mengganti barang rongsokan, padahal satu barang berkualitas tinggi bisa bertahan selama itu tanpa perlu diganti.

2. Pajak "Profesionalitas"

Perhiasan murah terlihat murah. Manik-manik plastik memiliki garis sambungan cetakan. Logam sepuhan terlihat kuning dan palsu.

Dalam lingkungan profesional, detail itu penting. Mengenakan karya kerajinan asli Sumba menunjukkan bahwa Anda menghargai kualitas. Mengenakan fast fashion sekali pakai menunjukkan bahwa Anda suka mengambil jalan pintas.

3. Pajak "Lingkungan"

Fast fashion adalah bencana bagi planet ini. Membeli sepuluh gelang plastik yang berakhir di tempat sampah adalah tindakan boros limbah. Membeli satu perhiasan perak—logam mulia yang bisa dilebur, didaur ulang, dan dipoles kembali selamanya—adalah pilihan yang berkelanjutan (sustainable).

Mengapa Praijing Bertahan Lebih Lama

Alasan mengapa Cost-Per-Wear kami sangat rendah adalah karena bahan kami dibuat untuk bertahan menghadapi kehidupan nyata.

  • 925 Sterling Silver: Kami tidak menggunakan kuningan berlapis. Kami menggunakan perak padat yang bisa dipoles kembali hingga berkilau bahkan setelah 100 tahun.

  • Batu Alam: Tidak seperti kaca atau plastik, batu permata alami seperti Amethyst dan Tiger’s Eye itu keras dan tahan banting. Mereka telah bertahan di dalam perut bumi selama jutaan tahun; mereka pasti bisa bertahan menemani perjalanan harian Anda.

Kesimpulan

Lain kali Anda ragu melihat label harga yang lebih tinggi, lakukan hitungan matematika dalam kepala Anda.

Apakah Anda membeli mainan sekali pakai seharga Rp 15.000 per hari? Atau Anda membeli teman seumur hidup seharga Rp 3.000 per hari?

Berhentilah "menyewa" gaya Anda. Milikilah gaya itu sepenuhnya.

Berinvestasilah pada sesuatu yang abadi. Jelajahi koleksi tahan lama buatan tangan kami di [Praijing.com] hari ini.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.